Tuesday, January 10, 2017

Rezeki Banyak Bentuknya




Ijin share kisah inspiratif

Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko saya.

Masih penuh gerobaknya, buah-buah tertata rapi. Kulihat beliau membuka buku kecil, rupanya Al Quran. Beliau tekun dengan Al-Qurannya. Sampai jam 10 hujan blm berhenti.

Saya mulai risau karena sepi tak ada pembeli datang.

Saya keluar memberikan air minum.

“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” .. “Mana masih banyak banget.”

Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.

“Aamiin,” kataku.

“Kalau gak abis gimana, Pak?”. tanyaku.

“Kalau gak abis ya risiko, Bu.., kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga, mereka juga seneng daripada kebuang. kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tersenyum.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum.

“Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, Bu…”

“kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.

“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rejeki, Bu… Saya bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, saya jualan rujak belum pernah kelaparan.

“Pernah gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.

“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan ..Makasih yaa ,Bu…”

Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.

Saya jadi sadar bahwa rizki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh…jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan…

Friday, January 6, 2017

Ayah: sedikit renungan




Coba yang merasa menjadi ayah, ada sedikit renungan disela-sela kegiatan kantor dan mau istirahat..

Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya...
Dan melihat seorang istri mengantar suaminya sampai depan pagar rumahnya ...
"yah... beras sudah habis loh..." ujar istrinya.
Suaminya hanya tersenyum dan siap melangkah...
Namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah...
"ayah... besok aku harus bayar uang praktek"

"iya..." jawab sang ayah...
Getir terdengar di telinga saya, apa lah lagi bagi lelaki itu...
Saya bisa menduga langkahnya semakin berat...

Ngomong - ngomong saya jadi teringat pesan  anak saya semalam, "besok belikan roti yaa ayah..."
Dan saya hanya menjawabnya dengan, "Insha Allah" ...
berharap anak saya tidak kecewa jika malam nanti tangan ini tak berjinjing makanan kesukaannya itu...

Banyak para Ayah yang setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi langkah mereka ke tempat kerja...
Keluhan istri semalam tentang uang belanja yang sudah habis...
Bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu...
Susu si kecil yang tertinggal di sendok terakhir...
Bayar tagihan listrik ...
Hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur...
Dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun...

Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat istrinya tersenyum...
Meyakinkan anak-anak nya tenang dengan satu kalimat "iyaa... nanti semua Ayah bereskan"...
Meski dadanya bergemuruh kencang...
Otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya...
Membereskan semua gundah yang ia genggam...

Maka sejarah pun berlangsung...

Banyak para ayah yang berakhir di tali gantungan, tak kuat menahan beban ekonomi yang semakin menjerat cekat lehernya...
Baginya tali gantungan tak bedanya dengan jeratan hutang dan rengekan keluarga yang tak pernah bisa ia sanggupi...
Sama - sama menjerat...
Bedanya, tali gantungan menjerat lebih cepat tidak perlahan-lahan...


Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja...
Istri dan anak-anak nya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya, dari mana uang yang di dapat sang Ayah...
Halalkah...?????
Karena yang penting teredam sudah gundah hari itu...

Teramat banyak para istri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut dan yang ditunggu tak juga kembali...
Sementara jauh disana...
Lelaki yang istri dan anak-anak nya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir, setelah dihajar massa yang geram karena aksi pencopetan yang dilakukannya...

Sekali lagi... ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan...

Sungguh...diantara sekian banyak Ayah itu,
Saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain...
Yang tetap sabar mengenggam gundahnya...
Membawanya kembali kerumah...
Menyertakannya dalam Mimpi...
Mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam...
Hingga membawanya kembali bersama pagi...
Berharap ada rezeki yang Allah berikan di hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam...

Ayah yang ini masih percaya bahwa Allah takkan membiarkan hamba Nya berada di dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai...

Para Ayah ini lah yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa menciptakan gundah baru bagi keluarganya...

Dan saya...
Sebagai Ayah, akan tetap mengenggam gundah saya dengan senyuman...

Saya yakin, Allah suka terhadap orang-orang yang tersenyum dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya...
Karena atas KUASA Nya sebagai Pengatur TAQDIR hamba-hamba Nya


Untuk para AYAH semoga selalu diberi kesabaran & kekuatan iman untuk selalu mencari rejeki yg berkah dijalanNYA...

 آمين يا رب العالمين.ْ .....




Tuesday, January 3, 2017

Ulangi Pertanyaanmu




Saudaraku, ada sebuah Pertanyaan di Suatu Majlis Taklim.
Suatu saat pada sesi tanya jawab kajian.

» Penanya : Wahai Syeikh, Ibuku tinggal menumpang bersamaku dirumahku dan terjadi masalah antara Beliau dengan istriku.

> Syeikh: Ulangi pertanyaanmu..!!

» Penanya : Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku.

> Syeikh : Coba ulangi pertanyaanmu..!!

» Penanya : Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku.

> Syeikh : Ulangi lagi pertanyaanmu..!!

» Penanya : Ibuku tinggal menumpang bersamaku.

> Syeikh : Ulangi sekali lagi pertanyaanmu..!!

» Penanya : Wahai Syeikh, tolong biarkan aku menyelesaikan dulu pertanyaanku, jangan Anda potong.

> Syeikh : Pertanyaanmu salah, yang benar engkaulah yang hidup menumpang pada ibumu, meski rumah itu milikmu dan atas namamu..

» Penanya : Iya Syeikh, kalau demikian selesai sudah permasalahannya..

> Syeikh : Jangan durhaka wahai anak, jangan durhaka wahai menantu..!!

Kamu dengan seluruh hartamu adalah milik ibumu, 



Rasulullah SAW bersabda:
"Engkau dan semua hartamu adalah milik Ayah Ibumu"..
[HR. Ibnu Majah no. 2291]




Ya Allah jadikan hari-hari kami penuh dg bakti kami kpd orangtua kami...Aamiin.

Sepele tapi mari buktikan kebenarannya




1)- Ketika kita mengeluh :
Ah mana mungkin…. : .
”Allah menjawab :
Jika AKU menghendaki, cukup Aku berkata“Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

2)- Ketika kita mengeluh :
Wah, letih sekali….
”Allah menjawab :
“…dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An- Naba :9)

3)- Ketika kita mengeluh :
Berat sekali ya, gak sanggup rasanya…
”Allah menjawab :
AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dgn kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

4)- Ketika kita mengeluh :
“Stress nich, bingung?!
”Allah menjawab :
Hanya dengan mengingatKu hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ra’d :28)

5)- Ketika kita mengeluh :
Yah, ini mah bakal sia-sia..deh! ”
Allah menjawab :
Siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarahpun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al- Zalzalah :7)

6)- Ketika kita mengeluh :
saya sendirian, gak ada seorgpun yang mau membantu
”Allah menjawab :
Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)

7)- Ketika kita mengeluh :
Sedih sekali rasanya…
”Allah menjawab :
La Tahzan,..Innallaha Ma’ana... Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

8)- Ketika kita mengeluh :
Ampun..susah banget ini kerjaan…
”Allah menjawab :
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah:6-7).

Selalu ada hari baru utk perbaikan ..
Be Positive Thinking, always.
Semoga bermanfaat.

Apa Gelar Akademik Ibumu....??

sumber gambar: pexels.com "IBUMU SARJANA APA? " Ibuku gelarnya adalah MSi : Master Segala ilmu. Tak terbayang bukan, menj...