Monday, November 25, 2019

Anaku, Suatu Hari Nanti Ketika Kamu Melihatku Tua Renta


Assalamu’alaikum anak anakku tersayang ..

ANAKKU, suatu hari nanti, kamu akan melihatku tua renta, dengan pola yang tidak logis, jika hari itu datang, aku mohon berikan sebagian waktumu untuk memperhatikanku, berikan pula sebagian kesabaranmu untuk memahamiku. Saat tanganku mulai bergetar-getar, sehingga seringkali makananku jatuh ke dadaku, saat aku tidak kuat lagi memakai bajuku sendiri, maka hiasilah sikapmu dengan kesabaran mengurusku.

“Ingatlah dulu ketika aku bertahun-tahun lamanya mengajarimu hal-hal yang tidak bisa kulakukan di hari ini. Jika aku tidak lagi rapi dan wangi; jangan salahkan aku. Tapi ingatlah di masa kecilmu, bagaimana aku selalu berusaha menjadikanmu rapi dan wangi. Jangan menertawakanku, bila kamu melihat aku tidak tahu atau tidak paham tentang perkembangan zamanmu.

“Tapi jadilah kamu mata dan pikiranku, agar aku bisa menutupi ketertinggalanku. Aku dahulu yang mendidikmu, aku dulu yang mengajarimu bagaimana menghadapi hidup ini. Akulah yang dulu mengajarimu apa yang harus aku lakukan hari, dan apa harusnya tidak aku lakukan hari ini.

“Janganlah kamu bosan dengan lemahnya ingatanku, lambatnya kata-kata dan pikiranku saat berbicara denganmu. Karena yang membahagiaanku saat ngobrol denganmu sekarang ini; adalah kebersamaanku denganmu saja. Bantulah aku untuk mendapatkan keinginanku, karena aku masih tahu apa yang kuinginkan.

“Saat kedua kakiku tidak patuh lagi untuk membawaku ke tempat yang kuinginkan; jadilah kamu seorang yang penyayang… Ingatlah bahwa aku dahulu menuntunmu berkali-kali agar engkau mampu berjalan.

“Maka jangan kaumalu menuntunku saat itu, karena nanti juga kamu akan mencari orang yang menuntunmu.

“Ingatlah, di umurku ini aku tidaklah menginginkan kehidupan sepertimu, tapi simpelnya, aku hanya menunggu kematian. Maka, temanilah aku, jangan kau campakkan aku. Saat kamu ingat kesalahan-kesalahanku; ingatlah bahwa tidak ada yang kuinginkan darinya kecuali kebaikan untukmu.. maka, sesuatu yang paling baik kau lakukan untukku saat ini adalah memaaafku, menutupi aibku.. semoga Allah memaafkanmu dan menutupi aibmu.

“Sungguh tawa dan senyumanmu masih terus membuatku bahagia seperti dulu.. oleh karena itu, jangan halangi aku untuk menemanimu. Aku dahulu bersamamu saat kamu dilahirkan.

“Maka, hendaklah kamu bersamaku saat aku mendekati kematian.

“Ya Rabb, ampunilah aku dan kedua orang tuaku…

“Sayangilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidikku (dengan kasih sayang) saat aku kecil.”

Umi..

Wednesday, November 13, 2019

Ilmu: Dahulu dan Sekarang

Photo by George Sharvashidze from Pexels


bismillaah...

ILMU : DAHULU DAN SEKARANG

Zaman dahulu : Orang sulit cari ilmu, tapi mudah mengamalkannya.

Zaman sekarang : Orang mudah cari ilmu, tapi sulit mengamalkannya.

Dahulu : Ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan.

Sekarang : Ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Dahulu : Butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu.

Sekarang : Cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani minuman dan snack.

Dahulu : Ilmu disimpan di dalam hati. Selama hati masih normal, maka ilmu akan tetap terjaga.

Sekarang : Ilmu disimpan di dalam memori gadget. Jika baterai habis, maka ilmu tertinggal, dan jika gadget rusak, maka hilanglah ilmu.

Dahulu : Harus duduk berjam-jam di hadapan guru dengan penuh rasa hormat dan sopan, maka ilmu merasuk bersama keberkahan.

Sekarang : Cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tiduran, maka ilmu merasuk bersama kemalasan.


Para Ulama mengatakan

Tidak akan menjadi baik ummat belakangan ini, kecuali apabila diperbaiki dengan cara orang-orang terdahulu.


Oleh karena itu betapa pentingnya bertatap muka dalam halqoh majelis ilmu.

Semoga Allah mudahkan jalan kita dalam mencari ilmu yang benar.


Wallaahu a'lam bish shawwab.

Tuesday, November 12, 2019

Nak, aku ingin menikahkanmu dengang seorang gadis pilihan papa....

Papa : Nak, aku ingin menikahkanmu dengang seorang gadis pilihan papa....
Anak : nggak mau! Macam siti nurbaya aja.
Papa : gadis itu adalah anaknya Bill Gates.
Anak : ooooh oke, mau!

Papa menemui Bill Gates
Papa : Bro aku ingin menikahkan anakmu dengan anakku....
Bill : Enak aja lo!
Papa : anakku adalah CEO Bank Dunia
Bill : ooooh oke oke!

Papa menemui Presdir World Bank
Papa : pak, jadikan anakku CEOmu
Presdir : gundulmu....
Papa : Anakku menantunya Bill Gates lho
Presdir : ooooh oke oke!

#begitulahBisnis!

Monday, November 11, 2019

Menafkahi Orangtua


sumber gambar: sosmed

MENAFKAHI ORANG TUA
*(sudut renungan)

Orang tua tidak takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka._
Tapi banyak anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya dimasa tuanya.

Lihat diri kita saat ini,
Sehebat apapun,
Suksespun setinggi langit,
tapi tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita
maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan & kebahagiaan dalam hidup.

Uang bisa dicari,
ilmu bisa digali
jabatan bisa kita raih
tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali.

Satu ibu,
bisa merawat tujuh anaknya
tapi tujuh orang anak belum tentu bisa membahagiakan
satu orang ibu.

Satu ayah,
bisa menghidupi 7 anaknya
tapi tujuh orang anak belum tentu dapat menghidupi
satu orang ayah.

Sesekali tengoklah orang tuamu,
tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur
lihat kerutan di wajahnya,
lihat rambutnya yang kini mulai memutih,
lihat badannya,
yang dulu tegap kini mulai membungkuk,
semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya...

Sudahkah kita membuatnya bahagia hari ini?
Sudahkah kita membuatnya bangga hari ini?
Sudahkah kita membuatnya tersenyum hari ini?

Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas,
Tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas,
semua begitu banyak, begitu tulus.



Hadiahkanlah Kebahagiaan untuk kedua orangtua kami atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan.

Perlakukanlah orang tuamu dengan penuh hormat maka rezekimu akan semakin diberkati




Mohon Dengan Hati Yang Ikhlas Luangkan Waktu Untuk SHARE Status Ini, Agar Lebih Banyak Orang Yangn Membacanya & Semoga Allah Menggantinya Dengan Pahala Yang Besar. Aamiin....

Thursday, November 7, 2019

Mensyukuri Hidup

sumber gambar: pexel.com

Seorang pria mendatangi Master, "Guru, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati."

Sang Master tersenyum,"Oh, kamu sakit. Dan penyakitmu pasti bisa sembuh."

"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup," tolak pria itu.

"Baiklah. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dgn tenang."

Pria itu bingung. Setiap Master yang ia datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yang ini malah menawarkan racun.

Sampai rumah, ia minum setengah botol racun. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran Jepang yang sudah lama tak pernah ia lakukan. 

Untuk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik,"Sayang, aku mencintaimu."

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi.

Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu untuk istrinya.

Istrinya merasa aneh, "Sayang, apa yang terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"

Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat berbeda. Ia mulai menikmatinya.

Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya,

"Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu."Anak-anak pun berani bermanjaan kembali padanya.

Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.

Tetapi bagaimana dengan racun yang sudah ia minum?

Bergegas ia mendatangi sang Master, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh."

"Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.

Leburkan egomu. Bersyukurlah! Itulah rahasia kehidupan."

Tuesday, November 5, 2019

Yang Abadi Adalah Perubahan

Yang Abadi Adalah Perubahan
By: Setiyardi Reborn



1982. Empat siswi SMA Negeri 68 Jakarta dikeluarkan dari sekolah. Mereka dianggap melanggar aturan tentang seragam sekolah. Keempat siswi itu rupanya ngotot mengenakan jilbab, seperti keyakinan mereka atas ajaran agama Islam. Dan kita tahu, saat itu rezim Orba alergi dengan simbol-simbol Islam. Pemecatan terjadi di banyak tempat. Bahkan ada yang diinterogasi di markas tentara karena memakai jilbab.

Seperti tak ingin lengah, Pemerintah Orba makin menegaskan larangan penggunaan jilbab di sekolah negeri. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan SK 052/C/Kep/D.82 tentang seragam sekolah. Intinya: tak ada ruang bagi pengguna jilbab di sekolah negeri. Yang bersikukuh menerapkan keyakinannya itu akan dikeluarkan dari sekolah.

Cerita selanjutnya makin seru. Bahkan kemudian muncul rumor soal 'jilbab beracun', yakni perempuan berjilbab yang menebar racun di pasar-pasar. Awal kisah ini di Pasar Rawu, Banten. Seorang perempuan dihajar massa dengan tuduhan menyebar racun di bahan makanan. Tudingan yang absurd. Saya duga itu untuk stigma negatif. [Apakah soal crossgender bercadar saat ini juga untuk stigma negatif? Entahlah].

Tapi rakyat bergerak. Demonstrasi menentang larangan jilbab merebak. Rejim tak mungkin melawan gelombang massa yang menguat. Terlebih, dinamika politik bergerak. Pendulum menuju ke kanan, mencari keseimbangan baru. Presiden Soeharto kemudian makin 'akrab' dengan kalangan Islam. ABRI, kekuatan utama Soeharto, makin didominasi tentara 'hijau'. Akhirnya pada 1991 Pemerintah secara resmi menguarkan SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah soal seragam sekolah yang baru. Siswi diperbolehkan memakai jilbab.

Kini muncul lautan jilbab. 9 dari 10 eks teman sekolah perempuan kini berjilbab. Terlihat saat acara reuni atau arisan. Tak cuma itu, saat ini saya punya teman karib di TNI, seorang perwira menengah berpangkat Letkol, teman FB juga, yang mengenakan jilbab. Semua baik-baik saja. Dunia tak menjadi kiamat. Padahal dulu membayangkannya pun rasanya muskil.

Apa moral cerita di atas? Tak ada yang abadi. Jika kini ramai soal larangan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah [atas nama aturan seragam resmi], bisa saja suatu saat akan berubah. Dan bukan mustahil, anak-cucu para pejabat yang kini melarang cadar dan celana cingkrang itu justru memakainya. Tak ada yang bisa menebak masa depan...

#foto: 4 siswi SMA Negeri 68 Jakarta yang dikeluarkan dari sekolah. Sumber Majalah Panjimas 1982.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=149303393018700&id=100038171200168

Apa Gelar Akademik Ibumu....??

sumber gambar: pexels.com "IBUMU SARJANA APA? " Ibuku gelarnya adalah MSi : Master Segala ilmu. Tak terbayang bukan, menj...